Dosen Fakultas Hukum Mengikuti Refreshing Al-Islam dan Kemuhammadiyahan
Yogyakarta. Lembaga Pengembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyelenggarakan refreshing Al-Islam dan Kemuhammadiyah (AIK) bagi dosen. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 26/01/23 di lantai 10 Gedung Serba Guna. Refreshing AIK ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Drs. Parjiman, M.Ag. menghadirkan narasumber Anhar Anshory dengan materi Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, sementara Fathurrahman Kamal menyampaikan materi Islam Berkemajuan dan Adab Menyikapi Berbagai Pemahaman Keagamaan yang Berbeda dengan Muhammadiyah.
Rahmadi Wibowo, Ketua LPSI menyampaikan bahwa kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman keagamaan dosen perspektif Muhammadiyah. Dosen-dosen di lingkungan UAD diharapkan mampu berdakwah dengan mengamalkan nilai-nilai keislaman dan terlibat aktif dalam aktifitas persyarikatan Muhammadiyah.
“Menjadi warga persyarikatan Muhammadiyah harus bersedia menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber Alquran dan sunnah. Hanya dengan begitu maka maksud dan tujuan Muhammadiyah dapat terwujud. Selain itu, ajaran-ajaran Islam itu harus dijalankan secara kaffah dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat, ujar Anhar.
Fathurrahman dalam pemaparannya menyampaikan pentingnya warga Muhammadiyah, apalagi dosen UAD harus memahami Islam berkemajuan dengan baik. Paradigma Islam Berkemajuan berangkat dari pemahaman terhadap tiga surat dalam Alquran yang bisa dipakai untuk membangun peradaban, yaitu surat Al-Alaq (membangun peradaban ilmu), Al-Muzammil (membangun kekuatan mental spiritual), dan Al-Mudatsir (membangun kesadaran hidup).
Tiga surat tersebut sebenarnya telah dikenalkan oleh tokoh Muhammadiyah generasi awal selain surat-surat familier di lingkungan Muhammadiyah seperti Al-Maun atau Al-Imran. Setidaknya dengan menggunakan ketiga surat tadi, kita sedang berupaya menjadi warga Muhammadiyah yang hanya ikut-ikutan tanpa dasar. “Bermuhammadiyah itu jangan menggunakan fanatisme, tapi gunakan ilmu, tegas Fathurrahman.
Selain dari Fakultas Hukum, ada juga dosen dari Fakultas Sains dan Teknologi Terapan dan Fakultas Kependidikan dan Ilmu Keguruan yang ikut kegiatan ini. Peserta antusias mengikuti acara ini. Terbukti saat sesi diskusi banyak yang bertanya kepada narasumber. (mh)