Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Gelar Refleksi Pemuda dan Mahasiswa
Selasa (19/6), BEM Fakultas
Hukum UAD mengadakan Refleksi Pemuda dan Mahasiswa. Acara ini digelar di Hall kampus 2 Universitas Ahmad Dahlan
sebagai purna agenda sebelum mahasiswa menghadapi Ujian Akhir Semester yang
akan dilaksanakan awal bulan Juli. Refleksi ini digarap dengan wadah diskusi
publik, terbuka secara umum. Acara ini menghadirkan tiga narasumber, yaitu:
Nurul Satria Abdi, S.H., M.H. (Dosen Fakultas Hukum), Ahmad Khalik (Mantan
Ketua BEM Se-DIY), dan Taufik Saefudin (Aktivis HMI). Diskusi yang dimoderatori
oleh Supian Hadi ini mengetengahkan persoalan gerakan pemuda dan mahasiswa.
Refleksi ini digelar karena menurut Erif Fahmi, selaku Ketua Panitia, bahwa
basis pemuda yang kebanyakan mahasiswa sudah melenceng dari khitahnya, padahal
mereka berstatus sebagai kontrol sosial.
Dalam acara ini ada
pokok-pokok pembahasan yang didiskusikan. Taufik Saefudin menyatakan, bahwa Mahasiswa
yang seharusnnya menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa dan Negara,
justru menjadi problem kebangsan. Pemuda dan mahasiswa sekarang terjebak dalam
paradigma pragmantis yang merupakan dampak dari pluralisme dan globalisasi. Di
sisi lain, Pak Satria, demikian Dosen Fakultas Hukum ini biasa dipanggil,
mengemukakan bahwa sejatinya pemuda memiliki tiga status utama, yaitu: Agent of Change, Penegak Hukum, dan
Pejuang Demokrasi. Di tempat terpisah, Aji Galih, Ketua BEM Fakultas Hukum UAD,
menyatakan bahwa acara ini digelar bertujuan untuk memberikan kesadaran
mahasiswa agar bisa kembali memahami status kepemudaan mereka, sehingga apa
yang diharapkan dapat terwujud. (fmi-anr)