SYAWALAN FH UAD: KRITIK UNTUK MEMBANGUN DIPERLUKAN
Yogyakarta – Idul Fitri menjadi momentum bersama untuk mengeratkan tali silahturahmi, saling memaafkan adalah kewajiban sebagai seorang muslim yang baik untuk merajut persaudaraan dan persatuan yang lebih kuat. Hal inilah yang dilakukan dalam kegiatan Syawalan Keluarga Besar Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan dengan tema “Hikmah Syawalan” pada hari Sabtu, 14 Mei 2022 di Kampus 4 UAD.
Pada momentum tersebut, Dr. Suryadi yang diminta mewakili Dosen FH UAD menyampaikan apresiasi kepada Fakultas Hukum UAD terkhusus jajaran pimpinan fakultas yang telah membawa FH UAD menjadi semakin maju dengan akreditasi A dan berhasil membuka Program Pasca Sarjana S2 Magister Hukum. “Saya selaku pribadi dan mewakili Dosen FH UAD juga memohon maaf jika selama ini banyak memberikan kritik kepada jajaran pimpinan FH UAD, semua itu tak lain dengan tujuan untuk menjadikan FH UAD menjadi lebih baik” kata Dr. Suryadi yang merupakan salah satu inisiator pembentukan FH UAD pada awal mulanya.
Rahmar Muhajir Nugroho, selaku Dekan FH UAD dalam kesempatan yang sama langsung menanggapi hal ini, menurutnya membangun FH UAD menjadi lebih baik haruslah dengan pikiran terbuka. Salah satunya adalah bersedia menerima kritik sebagai masukan yang membangun bukan sebagai kemunduran. “FH UAD selama ini telah membangun budaya kritik yang sangat baik dan konstruktif, perkembangan dan kemajuan FH UAD yang dicapai selama ini tidak bisa dilepaskan dari kritik sebagai dasar evaluasi Kami. Namun demikian, atmosfer kekeluargaan dan hubungan yang harmonis antar civitas akademika FH UAD tetap dipertahankan, sebab dengan kebersamaan itulah FH UAD akan terus bisa melangkah maju.” jelas Rahmat yang menyempatkan datang walau kondisi masih belum pulih pasca operasi.
Melihat hal ini, Ust. Dr. H. Nur Kholis yang diminta sebagai penceramah Syawalan memberikan apresiasi sebesar-besarnya terhadap budaya di FH UAD yang tidak anti terhadap kritik. Apalagi hal ini berhasil membawa FH UAD lebih maju dan berkembang. “Di dalam Al Quran, memaafkan itu disebutkan berkali-kali sebagai pengingat, bukan meminta maaf. Meminta maaf itu sebuah kewajiban, tapi memberi maaf itu jauh lebih baik, karena itu yang paling berat. Artinya, sebagai insan beriman kita berkewajiban untuk memberi maaf”, terangnya. Dalam budaya kritik di FH UAD tidak sampai menimbulkan problem serius, karena semua dilandasi bukan pada kepentingan pribadi, melainkan kepentingan bersama.
FH UAD juga tidak melupakan jasa dari para purna tugas yang juga diundang, mereka diberikan bingkisan cinderamata dari fakultas sebagai wujud terima kasih karena selama ini berperan penting dalam membangun FH UAD. Penyerahan cinderamata dilakukan oleh Prof. Dr. Subardjo, SH, M.Hum sebagai Dosen senior di FH UAD. Selain itu, untuk menambah keakraban antar keluarga besar FH UAD diadakan kado silang, acara berlangsung meriah dan membahagiakan.
Akhirnya, kegiatan ditutup dengan doa yang secara khusyuk dipimpin oleh Dr. Immawan Wahyudi, MH, mantan Wakil Bupati Gunung Kidul, yang saat ini kembali ke kampus FH UAD. Harapannya, semoga FH UAD semakin menjadi lebih baik dalam bermanfaat bagi seluruh Ummat.