Cerita Perjuangan Mahasiswa FH Jadi Mawapres UAD 2023
Yogyakarta – Oktaviani Nur Istiqomah atau akrab dipanggil Okta adalah salah satu mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta (FH UAD) angkatan 2021. Dalam ajang Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) Tingkat Universitas tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Biro Kemahasiswaan dan Alumni (Bimawa) UAD pada bulan Desember lalu, ia berhasil menduduki juara 1.
Siapa sangka di balik kesuksesan yang diraih, terdapat proses panjang yang harus dilalui dengan sabar dan tekun. Awalnya ia mengakui bahwa keinginan untuk mengikuti seleksi Mawapres dari tahun 2022 atau semester 3, akan tetapi ia masih merasa belum siap untuk mengikuti seleksi tersebut. Meski begitu, akhirnya ia meneruskan langkah mengikuti seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas tahun 2023. Motivasinya mengikuti seleksi ini adalah ingin menambah pengalaman dan mencari ilmu.
“Melihat perwakilan fakultas lain sudah siap untuk lanjut mengikuti seleksi ditingkat universitas, saya pun bertekad untuk bersungguh-sungguh juga dalam mengikuti proses seleksi tersebut karena bagaimanapun yang terlintas dipikiran saya bukan menang kalahnya tetapi proses dan ilmu yang bisa saya dapat”, ungkapnya (31/1/2024).
Dalam hal ini okta giat mengikuti berbagai kejuaraan, project penelitian bersama dosen, pelatihan-pelatihan, pengabdian masyarakat, karier organinisasi hingga capaian pengakuan berupa menjadi narasumber di acara tertentu.
“Dalam seleksi ini saya sangat bersyukur berkat pengalaman saya yang dari semester 1 hingga sekarang mengikuti berbagai perlombaan, organisasi dan penelitian memudahkan saya dalam mengikuti seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat universitas”, jelasnya.
Gagasan yang ia ajukan dalam ajang Mawapres Tingkat Universitas adalah sebuah aplikasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual pada perempuan dan anak yang bernama Checkers. Checkers merupakan gagasan yang timbul dari adanya point 5 dan 16 SDGs yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender serta mewujudkan perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh.
“Alhamdulillah ide gagasan tersebut dapat mengantarkan saya menuju Mawapres tingkat universitas dan kedepannya ide tersebut tidak hanya berupa gagasan, tetapi bisa dikembangkan lebih lanjut”
Okta mengatakan dari semua rangkaian seleksi yang paling sulit adalah seleksi Capaian Unggulan karena dibagian ini skornya paling tinggi dan semua bukti yang dilampirkan harus valid serta didapat dari lembaga terpercaya dan kredibel. Namun, hal itu dapat ia atasi dengan baik dan lancar sampai akhirnya ia berhasil meraih juara I Mawapres UAD 2023.
“Harapan saya ke depan yakni bisa mengikuti seleksi pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat wilayah atau LLDIKTI dan seleksi seterusnya. Selain itu, saya berharap agar setiap langkah saya pada berbagai hal selalu diberikan kemudahan oleh Allah SWT”, tutupnya. (ews)