Yogyakarta – Dalam rangka penguatan kelompok komunitas pengajian ‘Aisyiah, Universitas Ahmad Dahlan bekerjasama dengan PRIM Kansai, Jepang, melaksanakan pengabdian pada masyarakat dengan menggandeng Komunitas Pengajian ‘Aisyiah Wal ‘Ashri di Kansai, Jepang. Kegiatan ini bertemakan “Penguatan Komunitas Pengajian ‘Aisyiah Wal ‘Ashri Kansai Jepang Berbasis Digital”.
Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah Kansai Jepang, baru didirikan pada tanggal 31 Oktober 2021. Alasan mendirikan Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah di Kansai adalah, sebagai gerakan Islam karena pusatnya Muhammadiyah yang sesungguhnya adalah di Cabang dan Ranting. Disitulah pentingnya Ranting, atau Cabang yang belum memiliki ranting, untuk bergerak memperkuat akar dan membumikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam berkemajuan. Ditambah lagi, dengan banyaknya jumlah pekerja dan pelajar Indonesia yang berada di Jepang, sekitar 52.810 jiwa, sangat penting mendirikan ranting-ranting Muhammadiyah di wilayah Jepang.
PRIM Kansai merasa perlu menggerakkan komunitas-komunitas pengajian untuk menggeliatkan gerakan dakwah Muhammadiyah dengan sasaran masyarakat Indonesia baik pelajar maupun tenaga kerja yang berada di wilayah Kansai Jepang. Salah satunya memperhatikan kaum perempuan dengan mengadakan pengajian khusus perempuan yaitu Pengajian ‘Aisyiyah Wal ‘Ashri. Dinamakan Wal ‘Ashri dengan maksud mengambil spirit dari Pengajian ‘Aisyiyah Wal ‘Ashri yang pernah dilaksanakan oleh KHA Dahlan dan Nyai Siti Walidah dalam rangka merintis pendirian ‘Aisyiyah.
Kegiatan Pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal 18 September 2022 secara daring. Kegiatan tersebut terlaksana atas pendanaan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan, tahun anggaran 2021/2022. Pada hari I, tanggal 18 September 2022, narasumber pertama adalah Muhammad Arif Wijayanto (Ketua PRIM Kansai, Jepang). Dalam materinya yang berjudul Ranting Istimewa Muhammadiyah Berkemajuan, beliau menyampaikan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan oleh para dosen UAD ini sangat membantu visi PRIM Kansai Jepang yang sedang mengembangkan potensi kemampuan digital para anggotanya. Kemampuan digital yang dimaksud adalah tidak hanya kemampuan dalam mengoperasikan teknologi digital, tetapi juga kemampuan dalam mengelola dan memahami dampak positif dan negatif dari teknologi digital. Beliau juga menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan rutin yang selama ini sudah terlaksana, bisa lebih dikembangkan lagi apabila sistem informasi yang sedang dikembangkan ini sudah berjalan.
Pemateri kedua, Dr. Hj. Norma Sari, M.Hum (Dosen Fakultas Hukum UAD) menyampaikan materi Perlindungan Konsumen Digital. Beliau mengatakan bahwa dalam era digital, konsumen harus memahami kerentanan yang dihadapinya sebagai konsumen dalam pasar digital. Perempuan yang menjadi target pasar digital terbesar, harus memahami bahwa konsumen memiliki hak yang bisa diperjuangkan apabila produsen melakukan pelanggaran, serta konsumen memiliki hak untuk terlindungi identitasnya dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Disamping itu, kerentanan konsumen adalah pada impulsive buying yang ternyata pada akhirnya merugikan. Selain itu, kerentanan konsumen juga terdapat pada seringnya konsumen melakukan impulsive response pada saat mendapatkan informasi dari media digital. Hal ini sering menimbulkan kesalah pahaman yang berakibat pada munculnya konflik. Oleh karena itu, sebagai konsumen digital, kita diharapkan memiliki pemahaman dan kebijaksanaan yang cukup.
Pemateri ketiga adalah Ulaya Ahdiani, S.S., M.Hum (Dosen Sastra Inggris UAD), menyampaikan materi tentang Literasi Digital. Dalam materinya, beliau menyampaikan bahwa, sebagian besar orang ternyata belum memiliki pemahaman tentang literasi digital. Mereka baru bisa mengoperasikannya saja namun tidak memiliki bekal pengetahuan yang cukup untuk dapat mengelola secara bijak penggunaan digital dalam kehidupannya. Sebagian besar pengguna digital hanya bisa menggunakan digital sebagai media komunikasi dan transaksi yang bersifat konsumtif, namun belum bisa memanfaatkannya sebagai media yang lebih konstruktif.
Kegiatan hari pertama ini dirasakan sangat penting manfaatnya oleh para peserta FGD. Mereka menyampaiakn bahwa pengetahuan tentang perlindungan terhadap konsumen digital masih sangat minim, dan masih perlu untuk selalu disosialisasikan apalagi dengan banyak bermunculan para hacker yang bisa mencuri informasi identitas digital masyarakat. Sementara itu, peserta juga menyampaikan bahwa sistem komunikasi berbasis web yang akan dikembangkan ini tentunya akan mempermudah mereka dalam berkomunikasi dan berbagi informasi maupun ilmu kepada sesama anggota persyarikatan di PRIM Kansai khususnya maupun dengan anggota persyarikatan lainnya di seluruh dunia. (Ulaya)