Wooow Keren Banget…..Dosen FH UAD Raih Beasiswa Ke Luar Negeri
Yogyakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sering kali memberikan beasiswa dalam maupun ke luar negeri. Salah satu beasiswa yang dikeluarkan adalah Beasiswa Bridging Course Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggaraan Pendidikan Akademik (PTA). Beasiswa ini merupakan adalah beasiswa non-gelar bagi dosen tetap dan memiliki NIDN/NIDK pada Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Akademik di bawah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengikuti pelatihan pra-doktoral di perguruan tinggi luar negeri.
Deslaely Putranti Dosen Fakultas Hukum UAD menerima beasiswa Beasiswa Bridging Course Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggaraan Pendidikan Akademik ke Negara Taiwan.
“Tips untuk mahasiswa, yang paling utama adalah tingkatkan kemampuan berbahasa inggris. Itu merupakan syarat mutlak. Pelajari IELTS atau TOEFL, dan ambillah tes resmi sebagai syarat utama dalam pendaftaran beasiswa. Dengan skor yang tinggi, akan semakin mempermudah teman-teman mahasiswa dalam mendapatkan beasiswa. Persiapkan diri sedini mungkin. Jika ingin melanjutkan studi, cobalah untuk mulai fokus pada topik riset tertentu yang akan bermanfaat di masa yang akan datang. Sering update tentang topik riset tersebut dengan banyak membaca jurnal-jurnal maupun tulisan berbahasa asing juga akan semakin memperkaya kita dari segi pemahaman bahasa maupun konten terkini dari isu tersebut. Apalagi untuk anak hukum, syarat wajibnya adalah banyak membaca dan menulis. Mempublikasi tulisan kita merupakan salah satu cara untuk mendapatkan track record kita sebagai researcher. Dan tulisan-tulisan ini nantinya akan memperbesar peluang untuk mendapatkan beasiswa”, kata Deslaely Putranti pada Selasa (10/01/2023).
“Selama 2 bulan mengikuti program BC 2022, saya dipilih untuk mengikuti program tersebut di National Taiwan University yang merupakan kampus terbaik di Taiwan dan merupakan kampus di Asia yang masuk 100 besar dunia. Banyak pengalaman yang saya dapatkan khususnya terkait bagaimana mahasiswa dituntut untuk belajar secara mandiri dan membawa “sesuatu” sebelum kelas dimulai, Sehingga proses belajar mengajar di kampus menjadi lebih hidup. Tidak hanya sebagai pendengar, namun juga memberikan kontribusi di dalam kelas. Profesor disana juga sangat terbuka untuk berdiskusi dan banyak memberikan masukan kepada kita sebagai mahasiswa yang sedang melakukan riset. Didukung dengan fasilitas yang luar biasa seperti akses pada database jurnal internasional bereputasi, study room di perpustakaan yang buka 24 jam, lingkungan kampus yang nyaman, asri, serta tenang, membuat vibes belajar di kampus menjadi lebih menyenangkan. Saya sangat mendorong teman-teman mahasiswa di UAD untuk dapat melanjutkan studi ke luar negeri, karena kita bisa belajar banyak hal baik dan membawanya ke Indonesia”, tambah Deslaely Putranti.
“Intinya, tidak ada yang sulit selama kita mau berusaha dan tidak lupa, semua upaya yang kita usahakan tadi, harus dibarengi dengan doa. Minta kepada Allah agar segala usaha kita diridhai oleh Nya, sehingga selama proses persiapan, pelaksanaan, hingga saat kembali ke tanah air, insyaallah dimudahkan dan dilancarkan. Niatkan semua kegiatan tersebut untuk ibadah”.
“Always remember that “Seeking knowledge is a compulsion on every Muslim.” Jiayou… :)”, tutup Deslaely Putranti.